Menjamurnya Co-Working Space di Indonesia

Menjamurnya Co-Working Space

Menjamurnya Co-Working Space di Indonesia

HOME

Hai! Apa kabar? Saya Wahyu Rotama, akan mengenalkan apa itu Co-Working Space dan mengapa semakin menjamur di tahun 2018. Co-Working mungkin di kalangan pebisnis atau orang organisasi atau komunitas sering dan sudah tahu apa itu Co-Working Space kan? Nah, bagi orang awam pasti diantara kalian ada yang masih bingung? Apa sih Co-Working Space itu? Dan Co-Working Space itu memiliki inklusi dan aksesibilitas untuk penyandang Difabel atau tidak?

Sebelum mengenal lebih dalam tentang Co-Working Space, saya akan menceritakan tentang pengertian dari Co-Working Space dahulu.

Seperti apa sih Co-Working Space itu? Yuk kita cek dibawah ini.

  1. Pengertian Co-Working Space

    Video definisi tentang Co-Working Space dari Net News


    Co-Working Space dalam bahasa Indonesia disebut sebagai “ruang kerja bersama”. Menurut Wikipedia , Co-Working Space berarti tempat untuk orang-orang dari organisasi berbeda berbagi ruang untuk bekerja. Biasanya, bentuknya adalah suatu ruangan terbuka yang cukup luas untuk menampung sekian banyak orang. Orang-orang ini bisa terdiri dari individu, komunitas, suatu perusahaan yang bergerak di bidang bisnis, khususnya startup (bisnis rintisan). Sebenarnya mengenai ruangan, sebuah Co-Working Space juga bisa menyediakan ruang-ruang kecil tersendiri atau terpisah yang disewakan bagi satu perusahaan atau sekelompok pekerja. Selain itu, ada juga pantry atau kantin yang menyediakan kebutuhan konsumsi seperti kopi dan alat-alat dapur untuk memasak. Pada Co-Working Space yang berkelas ekonomi tinggi, tersedia pula bar dan fasilitas lainnya.

Nah setelah melihat pengertian dari Co-Working Space tentu sudah paham kan? Tetapi tempatnya ramah untuk orang berkebutuhan khusus tidak ya?? Jika tidak, berarti tidak ramah untuk orang difabilitas dong? Waah sayang sekali jika seperti itu... Nah, saat ini Dinas Komunikasi dan Informatika sedang membangun Co-Working Space yang berada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Seperti apa ya tempatnya? Ramah tidak ya untuk penyandang difabel? Yuk simak dibawah ini.

Diskominfo Co-Working Space DIY


Ketika saya mencari kata itu di Google yang keluar hanya untuk DIY saja, apakah daerah lain belum membangun? Atau hanya pihak swasta yang merajai Co-Working Space ini. Mengapa pemerintah tidak ikut memperbanyak? Seperti contohnya ialah DIY yang mampu membangun Co-Working Space yang di bangun oleh Dinas Komunikasi dan Informatika DIY. Akankah langkah ini di ikuti oleh daerah lain? Hanya waktu yang bisa menjawab....

DCS (Diskominfo Co-Working Space) yang dibuat oleh Diskominfo DIY mengusung konsep ramah difabel. Dimana dalam penataan ruangan serta jalan masuk menuju DCS didesain sedemikian rupa untuk para difabel. “Jadi mulai dari orang datang sampai berkaya di ruangan, kita upayakan ramah difabel. Untuk mejanya yang ada di class room berbeda. Tidak hanya itu, kursi roda juga bisa masuk ke ruangan, kamar mandi dan pintu juga didesain berbeda. Mudah-mudahan teman-teman difabel nyaman untuk menggunakanya sehingga mereka juga bisa meningkatkan kemampuannya,” ujar Drs. Bayu Februarino selaku Kepala Bidang Informasi dan Komunikasi Publik.

Dengan begitu Diskominfo menjadi contoh untuk Daerah atau provinsi lain, agar nantinya kaum difabel dapat dilayani dengan baik dari segi fasilitas publik. Karena mereka juga butuh perhatian, mereka mungkin banyak yang tidak diterima bekerja karena kekurangannya. Dan memilih membangun usaha sendiri dan ketika usaha itu sudah besar tentunya mereka butuh lahan untuk kantor. Dan Co-Working Space inilah solusinya, agar mereka yang butuh lahan untuk mengurusi usaha yang mulai menjadi besar, tetapi modal untuk itu sangat besar juga. Co-Working Space yang dibangun oleh swasta juga kurang ramah untuk mereka gunakan. Hingga akhirnya mereka bingung. Dan memilih hanya menggunakan ruangan seadanya untuk mengelola bisnisnya.

Co-Working Space yang telah diresmikan oleh Kepala Diskominfo DIY, semoga menjadi lahan untuk pengembangan orang yang kreatif dan selalu dijaga bersama agar tidak rusak. Karena fasilitas ramah difabel mungkin masih sedikit yang dibangun, contohnya ialaha Co-Working Space ini...

Jumlah Co-Working Space di Indonesia, semakin banyak tetapi terkendala regulasi

Jumlah coworking space di Indonesia meningkat pesat dalam dua tahun. Dari hanya 45 unit pada 2016, jumlah coworking space meningkat tiga kali lipat tahun lalu, menjadi 150 unit. Hingga Juni 2018, Data Asosiasi Coworking Indonesia menunjukkan, jumlah coworking space sudah sekitar 200 unit.

Hanya, Sekretaris Jenderal Asosiasi Coworking Space Indonesia Felencia Hutabarat menyampaikan, industri ini memiliki banyak tantangan dari sisi regulasi, seperti pajak ataupun perizinan. "Kami tidak punya nomenklatur, sehingga perizinan dan pajaknya masih membingungkan," kata dia saat konferensi pers di JSC Hive, Jakarta, Selasa (26/6).

Dari sisi perizinan, misalnya, coworking space digolongkan sebagai kantor virtual. Di DKI Jakarta, kantor virtual diatur melalui SE PTSP DKI Jakarta Nomor 6 Tahun 2016, yang merupakan pengembangan dari Perda DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 1014 tentang zonasi. Sebelumnya, karena ketiadaan aturan konkret, kantor-kantor virtual sempat ditutup, lalu dibuka kembali pada 2016.

Sayangnya, menurut Felencia, pemahaman pemerintah daerah (pemda) atas perkembangan coworking space ini baru terjadi di DKI Jakarta. Sementara, coworking space mulai dibangun di daerah-daerah terpencil bahkan hingga Papua. "Jakarta sudah lebih mapan secara akses. Kami harap kota-kota kecil lainnya bisa juga merasakan fasilitas yang sama," ujarnya.

Dari data tersebut saya tidak mengetahui, apakah fasilitas Co-Working Space itu lengkap dan ramah untuk Difabel atau tidak, yang jelas saya belum melakukan peninjauan langsung ke tempat tersebut. Dengan berjamurnya Co-Working Space di Indonesia, semoga fasilitasnya ramah untuk difabel yang dibangun dan akan dibangun di seluruh Indonesia. Seperti halnya Diskominfo Co-Working Space DIY, yang menjadi contoh Co-Working Space yang inklusif dan aksesibel.

Refrensi dari

Tulisan Ini di Ikutsertakan Dalam Pagelaran TIK yang di selenggarakan oleh Dinas Komunikasi dan Informatika DIY

Sekian dari penjelasan di atas,terima kasih sudah melihat hasil karya kami :)

Komentar